Senin, 16 Maret 2015

ANALISIS URIN

ANALISIS URIN

C.       ALAT BAHAN
a.         Alat :

*      Tabung reaksi
*      Pipet tetes
*      Bekker glass
*      Gelas ukur
*      Penangas air
*      Spektrofotometer
*      Kuvet
*      Kertas saring
*      Reagen Strip


b.         Bahan

*      Urin
*      Natrium nitroprussid
*      Air suling/Aquadest
*      Asam asetat glacial
*      Ammonia 28%
*      Suspense jenuh Zn asetat
*      Reagen Ehrlich
*      Barium klorida
*      Reagen Fouchet
*      Larutan Lugol


D.      CARA KERJA
1.      Pemeriksaan benda-benda keton
Dimasukkan beberapa butir natrium nitroprussid kedalam tabung reaksi.

Dilarutkan kedalam beberapa tetes air suling hingga terjadi warna merah jambu.

Ditambah urin segar dan jernih sampa1/4 tabung.
 

Diberi 10 tets asam asetat glacial.
 

Dialirkan ammonia 28% hingga terjadi 2 lapisan dengan hati-hati.

Jika lingkaran ungu diperbatasan kedua lapisan menunjukkan adanya keton, asam diasetat atau kedua-duanya.

2.      Pemeriksaan urea
Diisi ke dalam tabung reaksi.


Blanko
Standar
Sampel
Aquadest
0,55 mL
0.5
0,5 mL
Serum
-
-
0,05 mL
Standar kerja no.7
-
0,05
-
Reagen no.5
7,5 mL
7,5 mL
7,5 mL
Dipanaskan diatas penangas air mendidih 100°C

(Bekker glass diisi air,dipanaskan) selama 20 menit didinginkan (dalam air dingin) sampai suhu kamar.

Setelah 15 menit, dibaca absorbansi pada 𝞴 520 nm.

3.      Pemeriksaan urobilin dan urobilinogen
*      Reaksi Schlesinger
Dalam tabung reaksi diisi berturut-turut 10 mL suspense zink asetat, 10 mL urin dan beberapa tetes ammonia.

Dicampur baik-baik, kemudian disaring.

Fltrat diamati dari samping terhadap sinar matahari dengan latar belakang gelap.

Jika terlihat fluoresensi hijau, maka terdapat urobilinogen. Sedangkan jika baru timbul setelah 1 atau 2 tetes larutan lugol adalah urobilin.

*      Reaksi Ehrlich
Diberi 5 tetes reagen Ehrlich kedalam 5 mL urin yang jernih.
 

Jika urin mengandung urobilinogen akan terjadi warna merah (cherry red).
4.      Pemeriksaan bilirubin
Dalam tabung reaksi berisi 5 mL urin yang bereaksi asam, ditambahakan dengan larutan barium klorid sama banyak.

Dicampur baik-baik dan disaring.

Kertas saring diletakkan diatas kertas saring lainnya yang kering atau diatas kertas yang dapat menghisap air.
 

Endapan diatas kertas saring ditetesi 1 tetes reagen Ehrlich.

Dalam waktu ½-2 menit,bila urin mengandung bilirubin akan terjadi warna biru (bilisianin) atau hjau (biliverdin).

5.      Pemeriksaan dengan reagen strip
Dicelupkan strip kedalam urin.

Dilihat hasilnya.
Ø  Pemeriksaan meliputi :

*      Bobot jenis
*      pH
*      Glukosa
*      Protein
*      Keton
*      Bilirubin
*      Urobilinogen
*      Nitrit
*      Lekosit esterase



E.       HASILPERCOBAAN
a.         Pemeriksaan benda-benda keton
No
Hasil
Keterangan
Urin fisiologis
Urin lab
Urin fisiologis
Urin lab
1.
2 lapisan
2 lapisan
Keton -
Keton -
2.
2 lapisan (+)
2 lapisan (+)
keton
Keton

b.         Pemeriksaan urea metode DAM
NO.

Abs sampel
Abs standar
kadar
keterangan
4
Urin fisiologis
0,014
0,008
52,5
Normal
Urin lab
0,044
0,048
27,5
Normal
3
Urin fisiologis
0,021
0,013
48,46
Normal
Urin lab
0,065
0,063
30,95
normal
Perhitungan:
·         Kadar urin patologis:  x 30 mg/dl
 x 30 mg/dl = 27,5 mg/dl
·         Kadar urin lab:  x 30 mg/dl
 x 30 mg/dl = 52,5 mg/dl
c.         Pemeriksaan urobilin dan urobilinogen
No
Reaksi
Hasil
Keterangan
Urin fisiologis
Urin lab
Urin fisiologis
Urin lab
1.
Schlesinger
Berflouresensi hijau
Berflouresensi hijau
urobilinogen
urobilinogen
2.
Berflouresensi hijau
Berflouresensi hijau
urobilinogen
-
3.
Ehrlich
Red cherry
Red cherry
urobilinogen
urobilinogen
4.
Red cherry
krem
urobilinogen
-
d.        Bilirubin
No.
Reaksi
Hasil
Keterangan
4
Harrison
Negative
Negative
5
Negative
Negative
e.         Reagen strip
Hasil kelompok 4 urin patoligis:

Urin Patologis
Urin Fisiologis
Leu
-
-
Nit
-
-
Uro
-
-
Prot
100 (1,0) ++
-
pH
5,0
5,0
Blo
-
-
SG
1,025
-
Ket
-
-
Bil
-
-
Glu
500 (50) ++
-

Hasil kelompok lain :

Kel 1
Kel 2 pato
Kel 3
Kel 4
Kel 5
Kel 2 lab
Leu
-
-
-
-
15 +
-
Nit
-
-
-
-
-
-
Uro
-
-
-
-
-
-
Prot
15 (0,5) +
300 (3,0) +
15 (0,15) +
-
30 (0,3) +
15 (0,5) +
Ph
6,0
6,0
6,0
5,0
8,0
6,0
Blo
-
-
-
-
-
-
SG
1,020
-
1,020
-
1,010
1,030
Ket
-
5 (0,5)
-
-
-
1 (1,17) +
Bil
X
1 (17) +
-
-
-
>200 +++
Glu
-
500 (30) ++
-
-
-
-
F.        PEMBAHASAN
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan secara kualitatif terhadap benda-benda keton, urea, urobilin, urobilinogen, bilirubin, dan dengan reagen srip. Digunakan dua sampel sebagai uji yaitu urin fisiologis dan urin patofisiologis, hal ini untuk dapat membedakan antara urin orang yang sehat dengan urin orang yang tidak sehat atau patologis.
Pemeriksaan benda-benda keton antara lain adalah aseton, asam asetat, atau asam diasetat, dan B dihidroksi butirat. Hasil dikatakan positif apabila menunjukkan adanya lingkaran ungu diperbatasan dua lapisan. Pada hasil percobaan urin fisiologis maupun patologis terdapat 2 lapisan cincin dan itu artinya adalah urin mengandung keton. Pada keadaan seperti ini disebabkan karena fungsi ginjal yang tidak bekerja secara maksimal atau tela terjadi kerusakan pada ginjal. Pada saat absorpsi, reabsorpsi, maupun filtrasi tidak bekerja secara maksimal, dan penderita ini disebut ketourinaria.
Dalam melakukan pemeriksaan uurobilin dan urobilinogen metode yang digunakan ada dua macam, yaitu reaksi schlesinger dan reaksi ehrlich. Pemeriksaan ini termasuk pemeriksaan kualitatif, karena hanya sekedar mengecek ada atau tidaknya suatu zat, lain dengan kuantitatif yang menentukan berapa zat yang terkandung disuatu sampel. Reaksi Schlesinger adalah untuk mengindikasi adanya urobilinogen saja. Pada reaksi ini dasar yang digunakan adalah urobilin dan garam-garam senyawa urobilin diekskresi kromogen “urobilinogen” yang oleh cahaya dalam beberapa jam akan berubah menjadi urobilin yang dengan zink akanmembentuk senyawa kompleks zink dengan urobilin yang berflouresensi hijau. Apabila terdapat flouresensi hijau pda saat diamati dari samping terhadap sinar matahari dengan latar belakang gelap sebelum ditambah lugol maka terdapat urobilinogen, tapi apabila flouresensi barwarna hijau muncul setelah ditambahkan lugol, menandakan adanya urobilin. Pada hasil percobaan positif atau mengandung urobilinogen. Pemeriksaan urobilin digunakan untuk menguji organ hati. Urobilinogen yang ada didalam urin menunjukkan banyaknya urobilinogen yang dari bilirubin dalam usus dan mencerminkan juga banyaknya urobilinogrn yang diabsorpsi tadi masuk empedu. Dalam keadaan normal urobilinogen yang ada didalam urin adalah (2,5 mg / hati), meningkatnya urobilinogen dalam urin adalahindikator dini untuk hepatits atau gangguan sel hati lain seperti kanker hepar atau anemia hemolitik, tetapi sebaliknya penurunan kadar umbilinogen bias disebabkan adanya sumbatan pada empedu, kanker pada pancreas, penyakit radag yang yebat atau hepar berat. Naik turunnya kadar urobilinogen juga dipengaruhi oleh pengaruh obat, contoh sulfonamide,fenofizin, dll, sedangkan penurunan kadar dapat disebabkan obat-obatan antibiotic ammonium klorida dan asam asetat.
Reaksi ehrlich mempunyai dasar percobaan yaitu urobilinigen dalam suasana asam , yang akan bereaksi dengan para dimetilamoniak, benzooldehid dan membentuk senyawa sendiri. Jika mengandung urobilinogen akan terjadi warna merah. Dari hasil yang diperoleh urin mengandung urobilinogen, karena urin berwarna merah setelah direaksikan.
          Pemeriksa selanjutnya adalah pemeriksaan bilirubin dengan , dasarnya yaitu bilirubin dengan percobaan horrison, dasarnya yaitu bilirubin yang terikat oleh protein ikut terendapkan oleh BaCl2 yang kemudian dioksidasi oleh feriklorid menjadi biliverdin (hijau kebiruan), dimana pada percobaan ini digunakan reagen fouchet. Bila urin mengandung bilirubin akan menjadi warna biru (bilisianin) atau hijau (biliverdin). Dari percbaan didapatkan hasil negatif, yang berarti bahwa urin tersebut normal. Jika pada pemeriksaan urin menunjukkan hasil positif berarti terjadi kelainan pada daerah hepar, apabila mata menjadi kuning maka dapat dikatakan menderita anemia hemolitik dan berlanjut kehepatitis atau tumor pada hepar, karena terjadinya suatu proses pada perubahan hepar akan memberikan warna pada urin yautu pekat tua, biasanya merah tua atau coklat tua seperti air teh. Kandungan total bilirubin pada orang normal adalah 0,1 – 1,1 µg/dl.
          Pemeriksaan menggunakan reagen strips (reagen kering) berupa batang plastik tipis yang telah ditempeli kertas seluloid yang mengandung bahan kimia tertentu tergangtung parameter yang diperiksa. Reagen strips digunakan dengan cara mencelupkan alat kedalam urin yang akan dianalisis dengan syarat tidak dipusingkan dulu sehingga didapatkan hasil yang optimum. Reagen ini hanya dapat sekali pakai (disposable). Setiap telah mengambil satu batang reagen strips hendaknya botol atau kemasan segera ditutup kembali dengan rapat, agar udara tidak masuk karena dapat menyebabkan reagen strips rusak atau teroksidasi jika terkena udara terlalu lama. Setelah pencelupan perlu ditunggu beberapa waktu sesuai petunjuk, misaluntuk uji leukosit harus menunggu 2 menit, nitrit 60 detik, dll. Hasil pemeriksaan dari urin lab (patologis) adalah sebagai berikut, leukosit (-), nitrit (-), uro (-), protein (100 <1,00> ++), ph (5,0), blood (-), selektif glukose (1,025), ket (-), bil (-), glukosa (500 <50> ++). Sedangkan hasil urin fisiologis adalah leukosit (-), nitrit (-), uro (-), protein (-), ph (5,0), blood (-), selektif glukose (-), ket (-), bil (-), glukosa (-).

G.      KESIMPULAN
*        Pada percoban digunakan urin patologis maupun fisiologis.
*        Pada pemeriksaan benda keton hasilnya positif.
*        Pada pemeriksaan urobilin dan urobilinogen digunakan dua macam reaksi, yaitu reaksi Schlesinger dan Ehrlich dan hasilnya semua mengandung urobilinogen.
*        Pada percobaan bilirubin degan metode Harrison didapatkan hasil yang negatif.
*        Pemeriksaan dengan reagen strips untuk mengetahui ada atau tidaknya  leukosit, nitrit,urobilinogen, protein, pH, darah, BJ, keton, bilirubin, dll.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar